Diyakini terlibat sebagai tokoh yang berkontribusi dan berjasa dalam
menyebarkan syiar islam di Pulau Lombok, Makam Titi Gangsa yang terletak di
area pemakaman umum Sayang - Sayang ditetapkan sebagai objek wisata religi.
Kendati demikian, informasi mengenai riwayat hidup tokoh Islam di Pulau Lombok
ini dinyatakan belum lengkap oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Mataram, Drs. H.
Abdul Latif Nadjib, MM mengemukakan
bahwa pihaknya belum menemukan cerita faktual mengenai riwayat hidup dan peran
tokoh besar yang satu ini. Pihaknya hanya mengaku mendapat informasi dari
seseorang yang dituakan masyarakat setempat. Sayangnya, informasi belum sempat
didalami, orang tersebut keburu wafat.
"Menurut cerita yang berkembang, dia adalah salah satu tokoh agama
yang berkontribusi dan berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam di daerah ini.
Meski begitu, belum ada silsilah berupa faktual yang bisa diangkat sebagai bukti
keberadaannya," kata Latif.
Sejauh ini, pihaknya hanya mampu berupa menghimpun informasi sedikit demi
sedikit. Meski Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Mataram ini
telah membukukan sejumlah situs - situs bersejarah seperti Makam Loang Baloq,
Makam Inan Sudar di Keluruhan Monjok, informasi tentang makam Titi Gangse belum
termaktub di dalam buku tersebut.
"Kita sedang berupaya menghimpun informasi dari kawan - kawan mengenai
riwayatnya (Titi Gangse, red)," tanggapnya sembari membolak - balikkan
lembaran buku berisi data situs - situs bersejarah di kota ini di atas meja
kerjanya.
Saat ditelusuri ke lokasi, tempat kedudukan makam tersebut tampak seorang
perempuan paruh baya tengah khusyuk memanjatkan doa. Ia adalah Bq. Murniati,
perempuan kelahiran 1971 yang berasal dari Tegal, Kediri, Lombok Barat. Hari
itu, dirinya mengaku sengaja mendatangi makam setelah beberapa kali tergerak
untuk berziarah ke sana.
"Sejak awal, beberapa kali melintas di jalan raya saya tertarik untuk
mendatangi makam ini. Dan akhirnya, baru hari ini tercapai. Beberapa kali
melintas, saya sering memperhatikan plang petunjuk yang terpampang didepan gang
menuju kesini," katanya usai berdoa di pemakaman.
Atas dasar empati dalam dirinya, ia tergerak untuk
membersihkan makam menggunakan sapu lidi yang tersedia di lokasi. Tujuannya
tidak lain untuk menjaga agar makam tersebut terlihat tetap terawat. (Sahmat Darmi)