Tuesday, August 16, 2016

Kuliner, Produk Pariwisata yang Masih Terpinggirkan

Kuliner masih belum diperhatikan. Kuliner adalah produk pariwisata yang masih terpinggirkan

Pengurus Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) cabang NTB mencetuskan, kuliner khas yang menjadi bagian dari produk pariwisata di daerah ini masih terpinggirkan. Padahal, produk makanan lokal terhadap popularitas destinasi wisata lumayan berpengaruh.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) APJI NTB Bq. Dewi Djapa mengemukakan, peran pemerintah dalam memberdayakan unit - unit usaha jasa boga kalangan menengah ke bawah masih lemah. Totalitas penataan destinasi kuliner di daerah ini tidak pernah terealisasi secara optimal. Akibatnya, dari tahun ke tahun produk kuliner khas daerah NTB selalu mengalami ketertinggalan.
"Kita sangat menyayangkan ketika produk kuliner kita tidak ditata dengan baik. Padahal, kalau mau berbicara pariwisata justru tidak akan pernah lepas dari produk makanan khas," sesalnya.
Pelaku pariwisata yang juga mengelola Villa Sayang ini menjabarkan, banyak sekali kuliner khas yang belum terangkat sebagai produk unggulan. Ia menyarankan agar pemerintah berkonsentrasi dalam memikirkan soal ini agar produk - produk kuliner khas dalam dikembangkan, sejalan dengan kemajuan pariwisata.
"Semestinya, kalau memang daerah ini serius untuk hal ini paling tidak kita memiliki lokasi yang khusus dong untuk memasarkan produk kuliner kita. Pelaku - pelaku usaha kecil ini harus dipikirkan, jangan hanya cuma pengusaha besar yang diurus. Saya tidak mau seperti itu," katanya.
Selama ini, pasar kuliner khas daerah dikuasai oleh pengusaha - pengusaha kelas kakap. Pengusaha yang memiliki banyak modal menguasai pasar sehingga pengusaha kecil tidak kebagian lahan. Padahal, produk yang ditawarkan oleh pengusaha kecil tidak kalah menariknya dengan pengusaha besar. Hanya saja, kelemahan mereka terletak pada persoalan tempat berjualan sehingga konsumen merasa nyaman ketika menikmati kuliner.
"Di APJI kita memiliki program pembinaan bagi pengusaha - pengusaha kecil. Kita mendorong agar mereka mengendepankan aspek standar higienis makanan. Kesulitas kita hanya terletak pada persoalan kemana mendistribusikan produk. Kalau kualitas, kami berani menjamin, baik halalnya maupun higienisnya," kata Dewi.
Untuk itu, sudah saatnya pemerintah menyiapkan lahan khusus untuk dapat ditempati oleh pengusaha kecil. Pengusaha yang notabene tidak mampu menyiapkan lahan namun produk mereka lumayan berkualitas.
"Kalau ini bisa berjalan, maka inilah yang bisa kita sebut terciptanya multiplier efect (dampak meluas, red) industri pariwisata itu. Kalau selama ini usaha yang langgeng hanyalah milik pemodal besar, itu artinya pariwisata kita tidak berdampak terhadap perekonomian masyarakat," tuturnya.
Beragam jenis mulai dari makanan ringan sampai kebutuhan konsumsi pokok sehari - hari diproduksi oleh pengusaha dari kalangan masyarakat. Hanya saja, ketika brand atau merk produknya tidak dikenal, mereka sulit memasarkan apa yang pernah mereka kreasikan.
"Kita lupa bahwa kuliner harus dikedepankan. Selama ini dalam aktifias - aktifitas promosi, pengusaha - pengusaha kecil tidak pernah dilibatkan. Di daerah ini kita mempunyai produk kuliner yang sangat beragam. Dan itu juga bisa menambah daya tarik wisata padahal," tandasnya. (SAHMAT DARMI)
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Definition List