Pulau Kambing yang Mempesona |
Mendengar nama Pulau
Kambing pasti kita terbayang
jika di tempat
itu terdapat banyak ternak
kambing. Seperti hal di Pulau
Ular, di Desa
Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Di Pulau
Ular itu memang banyak ular tetapi
tidak berbisa. Pulau Kambing ini tidak seperti Pulau Ular. Tidak ada seekor kambing
pun yang hidup di sana. Namun Pulau Kambing hanya dihuni ribuan monyet
dan burung-burung liar.
PULAU
Kambing terletak di tengah laut, tepatnya di Teluk Bima. Posisinya
berada di antara
dua pelabuhan yang saling berseberangan.
Yakni Pelabuhan
Kota Bima dan Dermaga
Bajo,
Kecamatan Soromandi,
Kabupaten Bima.
Menuju Pulau
Kambing bisa melalui Dermaga Bajo maupun Pelabuhan Kota Bima dengan
menggunakan perahu tradisional. Tarif yang dikenakan untuk anak-anak menyeberang ke
pulau nan eksotis itu, sebesar
Rp 2.000, sedangkan orang dewasa Rp 5.000. Menyeberang menggunakan perahu
nelayan membutuhkan waktu
10 hingga 15 menit.
Makam tokoh agama di Pulau Kambing Bima |
Sampai di tempat
itu, pengunjung akan disuguhkan panorama laut yang eksotis. Air laut yang
tenang. Sepanjang
pantainya terdapat pasir putih yang halus. Menariknya, di tempat ini terdapat makam para
mubaliq yang menurut informasi telah menyiarkan
Islam di tanah Bima. Akan
tetapi makam yang mengandung nilai sejarah itu kini kondisinya tidak terawat. Di sana
sebelumnya juga ditemukan
tangki tempat penyimpanan minyak
peninggalan penjajahan kolonial Belanda. Namun,
tangki diketahui sudah hilang diduga dicuri.
Salah seorang
warga Desa Bajo,
Rangga Ramadhan kepada Suara NTB,
mengaku dulu Pulau Kambing cukup terkenal di kalangan
amsyarakat Bima
dan dijadikan lokasi atau tujuan rekreasi
masyarakat lokal untuk mengisi liburannya bersama keluarga. Juga dimanfaatkan
pula oleh para nelayan dan kapal-kapal kecil untuk berlabuh.
Menurut Rangga,
dulu sekitar tahun 2000-an,
Pulau Kambing merupakan destinasi
andalan warga Bima. Bahkan ada pihak swasta yang mengelola dengan mendirikan
tempat peristirahatan untuk pengunjung. Juga
dibangun fasilitas umum seperti
toilet dan dermaga yang ada di bagian
timur pulau ini.
‘’Sekarang
tinggal kenangan. Semua fasilitas yang dibangun kondisinya sudah rusak. Bangunannya pun ditumbuhi pepohonan.
Sedangkan dermaga telah hancur dan tinggal bekasnya saja,’’ jelasnya.
Pulau Kambing
sendiri masuk wilayah Pemkab
Bima atau wilayah administrasi Desa Bajo,
Kecamatan Soromandi. Dia berharap, pemerintah daerah segera menata dan
membangun fasilitas di Pulau
Kambing. Selain itu, pemerintah
perlu membangun kembali fasilitas umum
yang pernah ada serta mengaktifkan petugas penjaga pulau.
‘’Kita
berharap pulau yang memiliki banyak potensi pariwisata ini ditata. Baik alam, laut, religi dan budaya. Jika itu dimanfaatkan dan dikembangkan
oleh pemerintah daerah akan menghasilkan
retribusi
berupa PAD (Pendapatan
Asli Daerah),’’ harapnya. (Rafiin Bima)
0 komentar:
Post a Comment