Erupsi
Gunung Agung di Bali diyakini menjadi salah satu penyebab berkurangnya
kunjungan wisatawan selama dua bulan terakhir. Terutama wisatawan mancanegara
yang biasanya banyak datang dari Bali. Pemda NTB melalui Dispar NTB berharap
bisa mendapatkan dana recovery paling tidak sebanyak Rp 10 miliar atau 10
persen dari dana recovery untuk Provinsi Bali.
"Pemerintah
tidak bisa menutup mata, bahwa NTB ini satu paket dengan Bali. Sehingga saat
terjadi erupsi, kunjungan ke NTB juga menurun drastis. Kita berharap bisa
dapatkan dana recovery paling tidak 10 persen dari Bali," kata Kepala
Dinas Pariwisata Provinsi NTB H.L.Moh Faozal, S.Sos.,M.Si, di Mataram, Rabu
(27/12/2017).
Ia
mengatakan bahwa dampak erupsi Gunung Agung di Bali sangat terasa bagi
pariwisata di NTB. Ia juga melihat anggaraan Rp 10 miliar itu tidak terlalu
besar jika dibandingkan dengan Bali yang mendapatkan anggaran Rp 100 miliar.
Ini juga berkaitan dengan sebaran promosi yang berbeda dari Lombok.
“Ya
tidak sebesar Bali lah dana recovery yang kita butuhkan. Karena mungkin Bali kan sudah kemana-mana, jangkauan promosi
mereka lebih luas. Jadi paling tidak kita diberikan 10 persen dari Bali, saya
rasa itu cukup,” ujarnya.
Ia
berharap Pemerintah Pusat juga memikirkan kondisi Lombok yang belakangan tidak
banyak wisatawan yang berkunjung. Meskipun saat ini ada, namun jumlahnya tidak
sebanyak pada saat libur panjang tahun lalu dan libur panjang sebelum terjadi
erupsi.
“Kalau
libur panjang kan biasanya banyak
yang datang, akibat erupsi kemarin itu tidak terlalu banyak. Kita butuh promosi
lebih gencar lagi,” ujarnya.
Dana
Rp 10 miliar itu nantinya akan digunakan untuk melakukan promosi, peningkatan
kualitas dan pembenahan destinasi. Sebab itu adalah hal yang sangat dibutuhkan
oleh NTB setelah erupsi terjadi. Apalagi hingga saat ini status Gunung Agung
masih dalam kondisi awas. Beberapa Negara sudah mengeluarkan travel advisor
kepada warganya.
“Semoga
tahun depan bisa lebih baik, dan Gunung Agung segera kembali normal. Kita terus
berupaya agar wisatawan tetap banyak yang datang berkunjung. Kami juga sangat
berharap agar media terus membantu kami untuk mengabarkan kepada calon
wisatawan bahwa Lombok dan Sumbawa aman untuk dikunjungi,” ujarnya. (Linggauni/Suara NTB)